Gowa, 17 April 2020
Oleh:
Muhammad Syarif, S.Pd, M.M
Pengawas
Sekolah Kabupaten Gowa
A.
Permainan
Tradisional
Indonesia
terkenal akan kekayaan alam dan budayanya termasuk di dalamnya Kabupaten Gowa.
Banyak sekali warisan budaya yang mengandung nilai luhur dan patut untuk
dilestarikan. Salah satu warisan budaya tersebut adalah permainan tradisional. Permainan tradisional khususnya permainan
anak-anak sudah banyak ditinggalkan di era sekarang ini sehubungan dengan
munculnya permainan modern melalui digital.
Meski
disebut permainan, namun hal itu tetap mengandung nilai positif dalam
kehidupan, terutama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Keberhasilan sebuah pendidikan tidak hanya
ditentukan oleh tingginya tingkat pendidikan seorang pengajar saja. Dalam
proses pembelajaran, media juga akan menentukan keberhasilan siswa dalam
menyerap materi pembelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah dasar (SD),
permainan tradisional bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Bukan
sekedar warisan budaya bangsa saja, permainan tradisional juga mengandung
banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut
juga bisa dimanfaatkan oleh guru untuk mengaplikasikan progam pendidikan
karakter dalam proses pembelajaran di sekolah.
Permainan tradisional merupakan permainan
tradisi rakyat suatu daerah tertentu yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana yang
baik untuk mengembangkan pendidikan siswa. Permainan tradisional sarat akan
nilai etika moral dan budaya dalam masyarakat. Selain itu, permainan
tradisional dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan
tertentu pada siswa. Hal tersebut karena dalam permainan terdapat kegiatan yang
dapat memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan juga mengembangkan
imajinasi pemainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini berbagai manfaat yang
bisa diperoleh dengan memanfaatkan permainan tradisional sebagai media
pembelajaran.
1. Siswa
Menjadi Lebih Kreatif
Permainan tradisional biasanya menuntut
pemainnya untuk menyiapkan sendiri berbagai macam perlengkapan yang dibutuhkan.
Pemain biasanya akan menggunakan berbagai macam benda yang ada di sekitarnya.
Hal tersebut tentu akan menumbuhkan jiwa kreatif pada diri siswa untuk
menciptakan maupun menyiapkan berbagai macam alat permainan.
2. Meningkatkan
Kecerdasan Intelektual Siswa
Beberapa jenis permainan tradisional seperti
ular naga, gagarudaan, dan oray-orayan akan membantu siswa mengembangkan
kecerdasan intelektualnya. Dalam permainan tersebut, para pemain akan dituntut
untuk menggali wawasan terhadap berbagai macam pengetahuan dengan menjawab
berbagai jenis pertanyaan.
3. Mengembangkan
Kecerdasan Emosi Siswa
Hampir semua jenis permaianan tradisional
dimainkan secara berkelompok. Dengan bekerja secara berkelompok, siswa akan
terbiasa untuk mengembangkan kecerdasan emosinya. Siswa akan terbiasa untuk
mengasah emosinya, sehingga muncul sikap toleransi dan empati kepada orang lain.
4. Mengembangkan
Kecerdasan Logika Siswa
Beberapa jenis permainan tradisional seperti
engklek, congkak, macanan, dam-daman, dan entrengan juga berguna untuk
mengembangkan kecerdasan logika para pemainnya. Permainan tradisional tersebut
akan melatih siswa untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus
diambil.
5. Mengembangkan
Kecerdasan Kinestetik Siswa
Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan gerakan tubuh dan anggota
tubuhnya. Pada umumnya, permainan tradisional akan mendorong para pemainnya
untuk aktif bergerak, seperti gerakan melompat, berlari, berputar, maupun
gerakan-gerakan lainnya. Gerakan-gerakan itulah yang akan mengembangkan
kecerdasan kinestetik siswa.
6. Mengembangkan
Kecerdasan Natural Siswa
Kebanyakan perlengkapan yang digunakan dalam
permainan tradisional berasal dari alam sekitar, seperti genting, batu,
ranting, dan sebagainya. Aktivitas siswa ketika mencari perlengkapan dalam
permainan tradisional tersebut akan mendekatkan mereka pada alam sehingga
kecerdasan natural mereka akan berkembang.
7. Mengembangkan
Kecerdasan Spasial Siswa
Kecerdasan spasial merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual kemudian
menerjemahkannya. Ada beberapa jenis permainan tradisional yang bisa
mengembangkan kecerdasan spasial siswa, misalnya anjang-anjangan dan
alek-alekan. Permainan tersebut menuntut pemainnya untuk mengenal konsep ruang
dan berganti peran sehingga efektif mengembangkan kecerdasan spasial pemainnya.
8. Mengembangkan
Kecerdasan Spiritual Siswa
Dalam setiap permainan, termasuk permainan
tradisional, akan ada konsep menang dan kalah. Dalam kemenangan maupun
kekalahan, siswa diajarkan untuk tidak berselisih paham ataupun bersikap rendah
diri. Justru siswa akan belajar satu sama lain agar bisa memiliki kemampuan
yang setara.
Sumber:https://rumahjuara.com/artikel/view/252/manfaat-permainan-tradisional-sebagai-media-pembelajaran-di-sekolah,
diakses pada tanggal (8 Maret 2020).
Berikut
ini disajikan beberapa jenis permainan
tradisional anak-anak kh di Kabupaten Gowa yang sering dimainkan sekitar tahun
70-an dan 80-anyang dapat dijadikan media dalam pembelajaran khususnya dalam
penerapan Pembelajaran Imtaq Indonesia.
B. Jenis
Permainan Tradisional Anak Di Kabupaten Gowa
1. ASSUBBI
– SUBBI
a.
Pengertian
Assubi-subbi
Permainan ini diainkan oleh anak-anak sekitar tahun 80-an
ke bawah, namun sekarang di era milenial anak- anak sudah tidak mengenalnya
lagi. Permainan assubbi-subbi dimainkan ketika bermain karet gelang biasanya
dilakukan minimal 2 (dua) orang. Karet
gelang disembunyikan dalam tumpukan tanah halus atau pasir kemudian lawan
berusaha mendapatkannya sebanyak mungkin dengan cara menusukkan ujung lidi ke
dalam tumpukan tanah/pasir secara bergantian sampai karet gelangnya ditemukan
keseluruhan. Setelah seluruh karet gelang ditemukan, maka permainan itu
diulangi kembali seperti semula.
b.
Penerapan
Permainan Assubi-subbi dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
1)
Bahan
dan Alat
a.
Koran/kertas
bekas sebagai pengganti tanah/pasir.
b.
Lidi
c.
Karet
gelang minimal 10.
d.
Gunting
e.
Kantung
plastik kecil pembungkus obat
f.
Kertas
g.
Klip
2)
Cara
Membuat Alat Permainan
a. Guntinglah
koran/kertas dalam ukuran sekecil mungkin dan sebanyak-banyaknya sebagai
pengganti tanah/pasir.
b.
Potonglah
lidi dengan panjang ± 20 cm jumlahnya sesuai kebutuhan.
c. Tulislah
perintah/pertanyaan dalam kertas kecil sesuai dengan materi pembelajaran
kemudian lipatl kertas tersebut dan masukkan ke dalam kantong plastic.
d.
Selanjutnya
kaitkan kantong plastik dengan karet gelang dengan diklip.
3)
Penerapan
Permainan Assubbi-subbi dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
a.
Peserta
didik menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain
assubbi-subbi.
b.
Buatlah
kelompok secara berpasangan.
c.
Guru
menyembunyikan karet gelang dalam tumpukan kertas yang telah dibuat.
d. Peserta
didik duduk berpasangan depan tumpukan kertas satu memegang lidi (2 pasang).
e. Setiap
pasangan diberi kesempatan 1X mencari karet gelang dalam tumpukan kertas dengan
memasukkan ujung lidi sampai menembus tumpukan kertas dan pasangannya memegang
ujung lidi dan mengangkatnya secara bersamaan.
f. Apabila
salah satu pasangan menemukan karet gelang, maka ia membuka kantong plastik yang berisi perintah/pertanyaan kemudian membacanya/dibacakan oleh guru dan
pasangan lain melaksanakan sesuai dengan perintah.
g.
Pada
akhir permainan pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah,
maka ia diberi pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih
menyanyikan lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain.
2. ASSONGKO-SONGKO
JANGANG
a.
Pengertian
Assongko-songko Jangang
Permainan ini diainkan oleh anak-anak sekitar tahun 80-an
ke bawah, namun sekarang di era milenial anak- anak sudah tidak mengenalnya
lagi. Permainan assongko-songko jangang biasanya dimainkan secara berpasangan.
Setiap pasangan memilih tempat yang berjauhan ketika akan memulai permainan
agar tidak lihat oleh lawan.
Permainan assongko-songko jangang dimainkan pada malam
hari biasanya ketika terang bulan atau saat ada pesta sunatan atau perkawinan. Permainan
ini hanya menggunakan sarung 1 lembar, cukup sederhana permainannya.
1)
Cara
Bermainan
a.
Salah
satu bagian sarung diikat yang berfungsi sebagai kurungan ayam.
b. Salah
seorang teman berjongkok yang berperan sebagai ayam, kemudian ditutupi dengan
sarung yang telah diikat demikian juga dengan lawan bermain.
c. Selanjutnya
kedua tim berjalan berjongkok ke satu titik perteman dengan dipandu seorang
teman yang berperan sebagai peilik ayam aduan.
d.
Setelah
kedua tim berhenti di titik pertemuan kemudian lawan bertanya kepemilik ayam,
misalnya: “Ayamnya dari mana?”, setelah dijawab keduanya meminta kedua teman
yang berada dalam kurungan sarung diperintahkan untuk berkokok. Tujuannya
adalah melalui suara kokokannya masing-asing lawan menebak nama lawannya.
Apabila salah satu lawan berhasil menebak nama yang dikurung dan lawannya
tidaak berhasil, maka ia adalah pemenangnya. Apabila kedua masing-masing
berhasil menebak nama lawannya, maka permainan seri. Begitulah seterusnya
permainan assongko-songko jangang dimainkan
2)
Penerapan
Permainan Assongko-songko Jangang dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
a.
Peserta
didik menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain
assongko-songko jangang.
b.
Guru
membuat 2 lingkaran sebagai tempat berhenti kedua tim yang akan bermain.
c.
Guru
menuliskan materi pelajaran yang akan dipelajari pada selembar kertas, kemudian
diletakkan pada kedua lingkaran tempat berhenti masing-masing tim.
d. Guru
memerintahkan salah satu tim untuk membacanya kemudian dijawab oleh tim lawan,
misalnya: 5 + 17 = …. Demikian dilaksanakan secara bergantian.
e.
Apabila
salah satu tim berhasil menjawab dengan benar, maka ia adalah pemenangnya.
f.
Pada
akhir permainan pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah,
maka ia diberi pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih
menyanyikan lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain.
3.. ABALLA-BALLA
a. Pengertian Aballa-balla
Aballa-balla
merupakan jenis permainan anak yang biasanya dimainkan oleh anak perempuan dan
laki-laki. Aballa-balla dalam Bahasa Indonesia berarti rumah-rumahan. Jadi,
permainan aballa-balla mengandung pengertian permainan anak yang menyerupai
kegiatan rumah tangga sungguhan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam permainan
aballa-balla dipraktekkan kegiatan rumah tangga sehari-hari, misalnya ada yang
berperan sebagai ayah, ibu, anak, dan tamu.
b.
Bahan
dan Alat
1)
Peralatan
masak-memasak
2)
Poster
anggota keluarga
3)
Mainan
miniatur hewaan dan buah-buahan
4)
Kartu-kartu
huruf
5)
Kartu-kartu
angka
c.
Cara
Bermain
1) Satu
anak berperan sebagai ayah pergi ke
pasar berbelanjaa membeli kebutuhan
sehar-hari di rumah. Anak yang berperan sebagai ibu memasak hasil belanja ayah dibantu oleh anak karena akan kedatangan tamu.
sehar-hari di rumah. Anak yang berperan sebagai ibu memasak hasil belanja ayah dibantu oleh anak karena akan kedatangan tamu.
2)
Saat
proses masak-memasak anak diwajibkan menyebutkan nama bahan yang dimasak serta
menghitung jumlahnya secara bergiliran.
3)
Sebelum
makanan masak, tamu sudah dating. Tamu harus mempraktekkan adab
bertamu dan tuan rumah mempraktekkan adab menerima tamu.
bertamu dan tuan rumah mempraktekkan adab menerima tamu.
4)
Selaanjutnya
mereka berkenalan dengan cara masing-masing berdiri memperkenalkan
diri
diri
5)
Setelah
seluruh makanan sudah dimasak, maka makanaan tersebut disajikan dan
makaan bersama dan ada yang memimpin membaca doa makan.
makaan bersama dan ada yang memimpin membaca doa makan.
6)
Selanjutnya
setelah makan bersama, maka segala alat yang telah dipakai dibersihkan.
d.
Penerapan
Permainan Aballa-balla dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
1)
Permainan
ini cocok diterapkan di kelas 1 semester 1 pada tema 1. Diriku pada sub tema 1 Aku
dan Teman Baru.
2)
Langkah-langkah
pembelajarannya mengikuti langkah-langkah cara bermain di atas.
3)
Nilai
karakter yang diharapkan muncul dalam permainan ini adalah: membiasakan diri
membaca doa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, percaya diri, berani, dan bekerja sama.
membaca doa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, percaya diri, berani, dan bekerja sama.
C. Penerapan
Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
Contoh
1:
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN K13
TERINTEGRASI
IMTAQ INDONESIA
Sekolah : SD ................................
Kelas / Semester :
1 / 2
Tema :
5. Pengalamanku
Sub Tema :
1. Pengalaman Masa Kecil
Pembelajaran ke :
1
Alokasi waktu :
1 Hari
Muatan Pelajaran :
B.
Indonesia (3.8, 4.8), PPkn (3.1, 4.1), SBdP (3.2, 4.2)
Pelaksanaan : 11 Januari 2020
A. Tujuan
Pembelajaran
1. Melalui permainan assubbi-subbi
peserta didik dapat merinci ungkapan penyampaian terima kasih dan permintaan
maaf kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan
tulisan yang dapat dibantu dengan kosa kata bahasa daerah.
2. Melalui permainan assubbi-subbi
peserta didik mempraktikan ungkapan terima kasih dan permintaan maaf kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun kepada orang lain secara lisan
dan tulis.
3. Melalui permainan assubbi-subbi
peserta didik dapat mengenal simbol sila-sila
Pancasila dalam lambing negara
“Garuda Pancasila”.
4. Melalui permainan assubbi-subbi
peserta didik dapat menceritakan simbol-simbol sila
Pancasila pada Lambang
Garuda sila Pancasila.
5. Melalui permainan assubbi-subbi
peserta didik dapat mengenal elemen music melalui lagu.
6. Melalui permainan assubbi-subbi
peserta didik dapat menirukan elemen music melalui lagu.
B. Kegiatan
Pembelajaran
No
|
Tahap/Sintak
Model
|
Uraian
Kegiatan
|
Nilai
PPK/Literasi/4C/ HOTS
|
Waktu
(menit)
|
|
1
|
Kegiatan Pendahuluan
|
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta didik
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
Peserta didik.
3. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
|
- Religiustis
- Nasionalis
|
15’
|
|
2
|
Kegiatan Inti
|
1.
Peserta
didik menyimak
penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain
assubbi-subbi.
2.
Buatlah
kelompok secara
berpasangan.
3.
Guru
menyembunyikan
karet gelang dalam
tumpukan kertas yang
telah dibuat.
4.
Peserta
didik duduk
berpasangan depan
tumpukan kertas satu memegang lidi.
5. Setiap
pasangan diberi kesempatan 1X mencari karet gelang dalam tumpukan kertas dengan
memasukkan ujung lidi sampai menembus tumpukan kertas dan pasangannya memegang
ujung lidi dan mengangkatnya secara bersamaan.
6. Apabila
salah satu
pasangan menemukan karet gelang, maka ia membuka kantong plastic
yang berisi perintah/ pertanyaan kemudian membacanya/ dibacakan oleh guru dan
pasangan lain melaksanakan sesuai dengan perintah.
7. Pada akhir permainan
pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah, maka ia diberi
pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih menyanyikan
lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain.
|
- Mandiri
- Membaca
- Berpikir kritis
- Kerjasama
- Melaksanakan perintah
sesuai tulisan yang diperoleh dalam kantong plastic.
|
110’
|
|
3
|
Kegiatan Penutup
|
1. Guru memberikan
penguatan dan kesimpulan
2. Menyanyikan
salah satu
lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
3. Salam dan do’a penutup di
pimpin oleh salah satu siswa. |
-
Tanggng jawab
-
Religiustis
|
25’
|
C. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan
a. Merinci kalimat tergolong ucapan terima kasih dan permintaan
maaf.
Penilaian Keterampilan
Mempraktekkan
penyampaian ucapan terima kasih dan permintaan maaf
kepada orang lain dengan bahasa yang santun.
Mengetahui
Kepala Sekolah,
…………………………..
NIP.
|
Gowa, …………………
Guru Kelas I,
…………………………..
NIP.
|
Contoh
2:
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN K13
TERINTEGRASI
IMTAQ INDONESIA
Sekolah : SD .............................
Kelas / Semester :
2 / 2
Tema :
1. Pengalamanku
Sub Tema :
1. Pengalaman Di Rumah
Pembelajaran ke :
1
Alokasi waktu :
1 Hari
Muatan Pelajaran :
B.
Indonesia (3.6, 4.6), Matematika (3.6, 4.6), SBdP (3.2, 4.2)
Pelaksanaan : ..................... 2020
A. Tujuan
Pembelajaran
1.
Melalui
permainan assongko-songko jangang peserta didik dapat mendengarkan teks
percakapan yang berhubungan dengan budaya minta maaf sebagai cermin hidup rukun dalam kemajemukan masyarakat Indonesia dengan baik.
percakapan yang berhubungan dengan budaya minta maaf sebagai cermin hidup rukun dalam kemajemukan masyarakat Indonesia dengan baik.
2.
Melalui
permainan assongko-songko peserta didik dapat mempraktikkan ungkapan
santun menggunakan kata “maaf” untuk hidup rukun dalam kemajemukan dengan
benar.
santun menggunakan kata “maaf” untuk hidup rukun dalam kemajemukan dengan
benar.
3.
Melalui
permainan assongko-songko peserta didik dapat mengenal satuan baku untuk
mengukur panjang dengan tepat.
mengukur panjang dengan tepat.
4.
Melalui
permainan assongko-songko peserta didik
dapat memilih alat ukur yang sesuai
untuk mengukur panjang benda yang diukur dengan tepat.
untuk mengukur panjang benda yang diukur dengan tepat.
5.
Dengan
diskusi kelompok, siswa dapat menentukan tekanan kuat dan lemah pada pola
irama sederhana berbirama dua dengan benar.
irama sederhana berbirama dua dengan benar.
6.
Dengan
mengamati gambar, siswa dapat menentukan panjang dan pendek bunyi pada
pola irama sederhana berbirama dua dengan tepat.
pola irama sederhana berbirama dua dengan tepat.
7.
Dengan
mengamati teks lagu “Bunda Piara”, siswa dapat memainkan pola irama
sederhana berbirama dua dengan tepat.
sederhana berbirama dua dengan tepat.
B. Kegiatan
Pembelajaran
No
|
Tahap/Sintak
Model
|
Uraian
Kegiatan
|
Nilai PPK/Literasi/4C/
HOTS
|
Waktu
(menit)
|
|
1
|
Kegiatan Pendahuluan
|
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta didik
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
Peserta didik.
3. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
|
- Religiustis
- Nasionalis
|
15’
|
|
2
|
Kegiatan Inti
|
1.
Peserta
didik menyimak
penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain assongko-songko jangang.
2.
Guru
membuat 2 lingkaran
sebagai tempat berhenti kedua tim yang akan bermain.
3.
Guru
menuliskan materi
pelajaran yang akan dipelajari pada selembar kertas, kemudian diletakkan pada kedua lingkaran tempat berhenti masing-masing tim.
4.
Guru
memerintahkan salah satu tim untuk membacanya kemudian dijawab oleh tim
lawan. Demikian dilaksanakan secara bergantian. Misalnya:
Jam dinding di rumah
Beni mati.
Ibu minta tolong Beni
mengganti baterainya.
Jam dinding terjatuh,
saat dijangkau.
Beni minta maaf kepada
ibunya.
Buatlah
pertanyaan yang sesuai dengan pernyataan di atas!
Mengapa
Beni meminta maaf kepada ibunya?
Mintalah
lawan mainmu untuk menjawabnya!
5.
Apabila
salah satu tim
berhasil menjawab dengan benar, maka ia adalah pemenangnya.
6.
Pada
akhir permainan
pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah, maka ia diberi pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih menyanyikan lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain. |
- Mandiri
- Membaca
- Berpikir kritis
- Kerjasama
- Melaksanakan perintah
sesuai tulisan yang diperoleh dalam kantong plastic.
|
110’
|
|
3
|
Kegiatan Penutup
|
1. Guru memberikan
penguatan dan kesimpulan
2. Menyanyikan
salah satu
lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
3. Salam dan do’a penutup di
pimpin oleh salah satu siswa. |
-
Tanggng jawab
-
Religiustis
|
25’
|
C. PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan
a. Merinci kalimat tergolong ucapan permintaan maaf.
Penilaian Keterampilan
Mempraktekkan
penyampaian ucapan permintaan maaf kepada orang lain
dengan bahasa yang santun.
Mengetahui
Kepala Sekolah,
…………………………..
NIP.
|
Gowa, …………………
Guru Kelas 2,
…………………………..
NIP.
|
Contoh
3:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN K13
TERINTEGRASI IMTAQ INDONESIA
Sekolah :
SD ..................................
Kelas / Semester : 1 / 1
Tema : 1. Diriku
Sub Tema : 1. Aku dan Teman
Baru
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 Hari
Muatan Pelajaran : B. Indonesia (3.9, 4.9),
PPKn (3.2, 4.2), SBdP (3.2, 4.2)
Pelaksanaan : .......................... 2020
A. Tujuan
Pembelajaran
1. Melalui
permainan aballa-balla, peserta didik dapat memperkenalkan nama di sekolah dan
nama panggilannya sehari-hari.
2. Melalui
perkenalan diri, peserta didik dapat mendengar perbedaan warna suara teman.
3. Dengan
berbagi cerita, siswa dapat memberikan informasi dan memeragakan tentang aturan
di rumah dengan membaca doa sebelum makan serta memberi salam pada orang tua
saat ke luar rumah.
B. Kegiatan
Pembelajaran
No
|
Tahap/Sintak
Model
|
Uraian
Kegiatan
|
Nilai
PPK/Literasi/4C/ HOTS
|
Waktu
(menit)
|
|
1
|
Kegiatan Pendahuluan
|
1. Kelas
dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
Peserta didik
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
Peserta didik.
3. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
|
- Religiustis
- Nasionalis
|
15’
|
|
2
|
Kegiatan Inti
|
1.
Peserta
didik menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain
aballa-balla,
2.
Guru
membentuk kelompok yang beranggotakan 3 orang sebagai tuan rumah dan satu
kelompok minimal 3 orang bertindak sebagai tamu,
3.
Satu
anak berperan sebagai ayah pergi ke
pasar berbelanjaa membeli kebutuhan sehar-hari di rumah. Anak yang berperan
sebagai ibu memasak hasil belanja ayah
dibantu oleh anak karena akan kedatangan tamu.
4.
Saat
proses masak-memasak anak diwajibkan menyebutkan nama bahan yang dimasak
serta menghitung jumlahnya secara bergiliran.
5.
Sebelum
makanan masak, tamu sudah dating. Tamu harus mempraktekkan adab bertamu dan
tuan rumah mempraktekkan adab menerima tamu.
6.
Selaanjutnya
mereka berkenalan dengan cara masing-masing berdiri memperkenalkan diri
7.
Setelah
seluruh makanan sudah dimasak, maka makanaan tersebut disajikan dan makaan
bersama dan ada yang memimpin membaca doa makan.
8.
Selanjutnya
setelah makan bersama, maka segala alat yang telah dipakai dibersihkan.
|
- Religiustis
- Mandiri
- Gotong-royong
|
110’
|
|
3
|
Kegiatan Penutup
|
1.
Guru
memberikan
penguatan dan kesimpulan
2. Menyanyikan
salah satu
lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
3.
Salam
dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
|
-
Tanggng jawab
-
Religiustis
|
25’
|
C. PENILAIAN
Penilaian Sikap :
Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan
a. Merinci kalimat
tergolong ucapan permintaan maaf.
Penilaian Keterampilan
Mempraktekkan
penyampaian ucapan permintaan maaf kepada orang lain dengan bahasa yang santun.
Mengetahui
Kepala Sekolah,
…………………………..
NIP.
|
Gowa, …………………
Guru Kelas I,
…………………………..
NIP.
|
Download Materi
Video RPP A'Subbi-Subbi
inovatif dan kreatif guna menambah wawasan dalam memperekaya PBM
BalasHapusMudah-mudahan dapat direalisasikan di sekolah.
BalasHapusSemoga tetap materi ini bisa menjadi bahan rujukan karya selanjutnya
BalasHapus