Minggu, 21 Agustus 2022

 Dongeng

                         SEMUT PENGANGKUT GABAH 

Oleh:

Muhammad Syarif

 

            Dahulu kala, di sebuah kampung hidup berdampingan seorang  kaya raya dengan   janda  beranak satu. Si Kaya dijuluki “ Juragan Gabah “, karena memilki  berton – ton gabah setiap kali panen. Hal ini disebabkan, karena ia memilki puluhan petak sawah. Selain itu, ia juga menjadi rentenir gabah di kampungnya. Karena gabah yang berlimpah itu, kehidupannya pun berkecukupan bahkan berkelebihan.

            Sementara itu, Si Janda beranak satu hidupnya  pas – pasan bahkan serba kekurangan. Hal ini disebabkan, karena ia tak memiliki sawah sepetak pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari bersama anaknya yang baru berumur tiga tahun ia menjadi buruh tani pada Si Juragan Gabah. Penghasilannya menjadi buruh tani hanya menutupi kebutuhan hidupnya dalam sehari. Untuk menambah penghasilannya ia juga mencari kayu bakar di hutan untuk dijual. Pekerjaan ini ia sudah tekuni setahun yang lalu sepeninggal suaminya.

            Suatu hari, Si Janda jatuh sakit sehingga  tidak bisa bekerja. Ia menderita sakit tipes. Sudah seminggu ia sakit belum sembuh  juga. Ia berusaha mengobati penyakitnya dengan obat – obat tradisional karena  tak mampu membeli obat. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama sakit terpaksa  menggunakan uang tabungannya yang di simpan dalam celengan tanah.

            Sudah sebulan Si Janda menderita sakit tipes, namun belum sembuh juga walaupun sudah diobati dengan dukun yang ada di kampungnya. Sementara uang tabungannya sudah habis ia belikan beras. Suatu hari ia tidak memasak  karena tidak lagi memiliki beras walaupun hanya setengah liter. Agar bisa memasak ia memberanikan diri meminta beras kepada Si Juragan Gabah tempat ia menjadi buruh tani.

            “Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuhu “, ucap Si Janda ketika mengetuk pintu Si Juragan Gabah. “ Waalaikummussalam “, jawab Si Juragan dari balik pintunya. Ia pun dipersilahkan masuk oleh Si Juragan Gabah. “ Apa perlumu  Janda datang ke rumahku malam begini ? “, tanya Si Juragan. “ Maaf beribu maaf Juragan saya mengganggu “, jawab Si Janda.

 “ Begini Juragan, saya datang kemari untuk minta tolong pinjam beras lima liter “, sambung Si Janda. “ Sudah dua hari saya tidak memasak juragan “, sambung Si Janda. “ Apa, pinjam beras lima liter ?“, jawab Si Juragan dengan nada yang tinggi. Ia, betul Juragan “, jawab Si Janda.

            “ Enaknya kamu minta beras pada saya “. “ Kamu lihat saya ini bapakmu “. “ Saya ini punya banyak gabah karena kerja keras “. “ Enak saja minta beras, beli dong kalau mau beras “, bentak Si Juragan. Mendengar kata – kata juragannya hati Si Janda sangat sedih. Bukannya beras ia dapatkan tetapi hinaan yang diperolehnya. Rasanya ia ingin sekali menangis, tetapi ia berusaha menahan sekuat – kuatnya. Dengan perasaan sedih Si Janda minta pamit kepada Si Juragan Gabah. Kakinya terasa berat diangkat untuk melangkah mendengar kata – kata juragannya. Dalam hati Si Janda merasa jengkel tetapi ia sadar bahwa orang tidak boleh dendam kepada sesama manusia. Bahkan dalam hatinya ia berdoa semoga Allah memaafkan juragannya dari kehilafan yang baru saja ia lakukan.

           

Sementara Si Juragan Gabah membentak Si Janda, dibalik kursi raja semut mendengar seluruh ucapannya. Hati raja semut merasa jengkel kepada Si Juragan dan merasa iba kepada Si Janda. Setelah Si Janda meninggalkan rumah Si Juragan, raja semut pun meninggalkan tempat menuju sarangnya. Raja semut mengumpulkan seluruh prajurit semut yang ada di kampung itu yang jutaan jumlahnya. “Hei, seluruh prajurit – prajurit semut yang ada di kampung ini silahkan kumpul malam ini juga! “, titah raja semut. Dalam waktu sekejap seluruh prajurit semut di kampung itu berkumpul. Setelah seluruh prajurit semut berkumpul Si Raja Semut menceritakan seluruh ucapan yang didengar di rumah Juragan Gabah.



            Mendengar cerita rajanya, para prajurit semut merasa iba kepada Si Janda. “ Kalau begitu Tuan kita harus menolong Si Janda “, jawab komandan prajurit semut. “ Betul katamu itu “, jawab raja semut. “ Kami prajurit – prajurit semut menunggu perintah dari raja “, jawab semut - semut itu. “ Dengarkan baik – baik perintah saya ! “, sambung raja semut. “ Malam ini juga seluruh prajurit semut yang ada di kampung ini mendatangi lumbung gabah Si Juragan yang kikir itu ! “. “ Angkut seluruh gabah yang ada di lumbungya dan bawa ke rumah Si Janda”. “ Pekerjaan ini harus selesai sebelum matahari terbit ! “, paham maksud raja. “ Paham tuan ‘, jawab prajurit semut secara serentak. “ Kalau sudah paham silahkan kalian berangkat ! “, perintah raja semut. Dengan berbaris seluruh prajurit semut menuju lumbung padi Si Juragan Gabah.

            Sesampainya di lumbung gabah Juragan satu per satu semut mulai membawa gabah satu biji masing – masing satu semut. Bolak – balik seluruh prajurit semut melaksanakan tugasnya. Waktu sudah menunjukkan jam lima pagi tetapi gabah belum berhasil diangkut seluruhnya lantaran jumlahnya sangat banyak. Pekerjaan semut ini tidak diketahui oleh Si Janda. Di rumah Si Janda menjelang subuh sudah dipenuhi gabah.

            Sementara itu, Si Juragan Gabah tidak juga mengetahui gabahnya hampir habis diangkut semut. Ia tidur dengan pulasnya. Di luar rumah Si Juragan angin bertiup kencang mengakibatkan daun mangga di samping rumahnya bergoyang – goyang menyentuh seng dengan bunyi seek . . . seek . . . seek. Suara seng itu membuat Si Juragan Gabah terbangun. Setelah bangun ia pergi memeriksa lumbung gabahnya.

            Betapa terkejut hati Si Juragan melihat lumbungya sudah kosong. Ia merasa heran kenapa gabahnya bisa habis. Kalau dicuri kenapa pintu lumbungnya tidak dirusak pencuri, pikir Si Juragan. Dengan teliti ia memeriksa dinding lumbungya. Ia bertambah penasaran karena dinding lumbungnya tidak rusak juga. Hatinya bertambah galau. “ Apa gerangan yang terjadi ?”, tanya dalam hatinya.

            Tak disangka dalam keheranannya, ia melihat barisan semut yang begitu banyak membawa gabah masing – masing satu biji. Timbul dalam pikiran Si Juragan Gabah bahwa semut inilah yang menghabiskan gabahnya. Ia pun mengikuti jejak – jejak semut itu. Diikutinya barisan semut tersebut. Betapa terkejut hati Si Juragan Gabah karena barisan semut tersebut menuju rumah Si Janda. Ia pun mengikuti barisan semut tersebut. Sesampai di rumah Si Janda dengan perasaan emosi ia membagunkan Si Janda. 

         Gambar 3. Pasukan Semut Mengangkut Biji Gabah

 “Bangun ... bangun ... bangun ... ! ”, teriak Si Juragan Gabah di depan pintu Si Janda. Mendengar teriakan itu Si Janda terbangun. Betapa terkejutnya Si Janda melihat juragannya berdiri di depan pintu rumahnya. Ia merasa heran, apa gerangan yang terjadi. Dalam keadaan emosi Si Juragan Gabah berkata, “ Hei, Janda apakah kamu memerintahkan semut untuk mengangkut gabah yang ada di lumbungku ? “. “ Coba periksa bahagian belakang rumahmu , gabah saya ada di situ diangkut semut ! “, perintah Si Juragan. Mendengar perintah Si Juragan, Si Janda pun menurutinya. Betapa terkejut hati Si Janda, karena rumahnya sudah dipenuhi gabah. Ia pun teringat akan mimpinya semalam. Mimpi Si Janda itu ingin disampaikan kepada Si Juragan Gabah.

            “ Silahkan duduk dulu Juragan ! “, pinta Si Janda. Mendengar ajakan itu, maka Si Juragan pun duduk. “ Mohon maaf  beribu maaf juragan ! “, pinta Si Janda. “ Begini Juragan, semalam saya bermimpi tentang kejadian ini “, sambung Si Janda. “ Apa mimpimu ? “, balas Si Juragan. “ Demi Allah Juragan, semalam saya didatangi kakek – kakek yang bersorban putih menceritakan tentang kejadian ini “, Si Janda memulai ceritanya. “ Terus apa yang diceritakan kakek tersebut ? “, tanya Si Juragan. Sambil memperbaiki duduknya Si Janda melanjutkan ceritanya.  Kakek tersebut mengatakan bahwa, “ Ketika semalam saya datang di rumah Tuan minta pinjam beras dan Tuan menghardik saya didengar oleh raja semut di balik kursi “. “ Mendengar hardikan Tuan itu, raja semut merasa iba kepada saya dan bermaksud menolong saya “. “ Oleh karena itu, raja semut mengumpulkan seluruh semut yang ada di kampung ini untuk mengangkut gabah tuan ke rumah saya “. “ Terus apa lagi cerita kakek itu  ? “, tanya Si Juragan Gabah. Sambil terisak Si Janda tersebut melanjutkan ceritanya.

            “ Sekali lagi saya minta maaf Juragan apabila cerita mimpi saya ini menyinggung perasaan Juragan “, pinta Si Janda. “ Tidak ... tidak ... tidak ... saya tertarik mendengar mimpimu itu “, balas Si Juragan. “ Kakek itu menjelaskan bahwa inilah balasan bagi orang yang serakah, kikir, dan tidak mau menolong sesama manusia “. “ Padahal  menolong seseorang itu merupakan amal jariah sebagai bekal di hari akhirat nanti “. Mendengar cerita Si Janda itu, Si Juragan menangis terseduh – seduh menyesali perbuatannya. Seketika itu juga ia meminta maaf kepada Si Janda. “ Maafkanlah perbuatan saya, Bu  ! “, pinta Si Juragan. “ “Apabila ibu sudih memaafkan kesalahan saya, maka seluruh gabah yang ada di rumah ibu saya serahkan dengan ikhlas “, sambung Si Juragan. “Jangan . . . jangan . . . jangan . . . !, balas Si Janda. “ Sekali lagi saya memohon kepada ibu untuk menerima pemberian ini sebagai ucapan terima kasih saya  !“, pinta Si Juragan. “ Cerita tentang mimpi ibu menyadarkan saya atas segala perbuatan saya selama ini “, sambungnya lagi. Dengan berat hati pemberian juragan itu diterima oleh Si Janda. “ Terima kasih Juragan, semoga Allah swt membalasnya dengan harta dan amal yang berlimpah – limpah “, balas Si Janda. Mendengar jawaban itu Si Juragan pun pamit untuk pulang ke rumahnya. Ia merasa lega karena pemberiannya sudah diterima oleh Si Janda. “ Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuhu “. “ Waalaikum mussalam warahmatullahi wabarakatuhu “, balas Si Janda.

Minggu, 14 Agustus 2022

 BUKU INDUK MURID

Oleh: Muhammad Syarif


Buku induk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung pengertian, "buku yang memuat daftar nama beserta jati diri orang yang tercatat sebagai anggota suatu organisasi, murid sekolah, warga suatu wilayah. Melihat isi buku induk murid dan dikombinasikan dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa buku induk murid adalah buku yang memuat daftar nama dan jati diri murid sejak masuk sekolah, data orang tua, prestasi belajar murid dari tahun ke tahun, serta catatan lain yang dianggap penting.


Buku induk murid harus menjadi perhatian utama bagi seorang kepala sekolah, disamping pengelolaan lain yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini penting karena melalui buku induk murid perkembangan jumlah murid dan prestasi belajar siswa terdokumentasikan seetiap tahun. Mungkin saat ini buku induk murid belum terasa betapa pentingnya buku tersebut, baik untuk sekolah maupun murid tetapi di masa-masa yang akan datang sangat terasa pentingnya buku induk murid, misalnya ada alumni suatu sekolah yang sudah puluhan tahun lulus tetapi karena suatu musibah buku rapor dan ijazah mereka mungkin hilang. 


Oleh karena itu, satuan pendidikan harus mengisi secara lengkap buku induk murid dari tahun ketahun serta menjaga, merawat, memelihara, dan menyimpannya dengan baik. Seiring dengan adanya perubahan kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman, maka berdampak pula terhadap bentuk dan isi buku induk murid. Melalui kesempatan ini disediakan satu contoh buku induk murid dalam bentuk dokumen word yang dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sekolah. Contoh buku induk murid dapat diuunduh pada link di bawah ini. Semoga bermanfaat!




Sabtu, 13 Agustus 2022

 Analisa Ketersediaan Dokumen IASP 2020 Jenjang SD

  • Oleh: Muhammad Syarif
  • Pengawas Sekolah Dasar Kab. Gowa

Berdasarkan Salinan Lampiran IKeputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1005/P/2020 Tentang Kriteria Dan Perangkat Akreditasi Pendidikan Dasar Dan Menengah bahwa terdapat 4 (empat) komponen penilaian, yaitu: Mutu Lulusan, Proses Pembelajaran, Mutu Guru, dan Manajemen Sekolah.

 

Setiap komponen masing-masing memiliki beberapa aspek yang menjadi dasar penilaian, seperti komponen mutu lulusan 11 (sebelas); proses pembelajaran 7 (tujuh); mutu guru 5 (lima); serta manajemen sekolah 13 *tiga belas).

 

Untuk menentukan level capaian kinerja masing-masing aspek pada saat visitasi dilaksanakan melalui 3 (tiga) cara, yaitu: telaah dokumen, observasi, dan wawancara. Agar level capaian kinerja masing-masing aspek lebih obyektif, maka dari tiga cara tersebut, terlebih dahulu diadakan triangulasi data hasil telaah dokumen, observasi, dan wawancara.


Sebaiknya, setiap satuan pendidikan yang akan diakreditasi sejak jauh hari menyiapkan seluruh dokumen yang dibutuhkan. Satuan pendidikan diharapkan mengevaluasi seluruh dokumen yang tersedia dengan menggunakan format telaah dokumen yang ada dalam IASP 2020 jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Dokumen yang harus dibuat satuan pendidikan untuk diunggah pada Sispena dari 4 (empat) komponen di atas, menurut hemat penulis sekitar 103. Agar satuan pendidikan terbantu dalam menganalisa ketersrdiaan seluruh dokumen yang dibutuhkan dapat mengunduh format melalui link di bawah ini. Semoga format tersebut bermanfaat!



 


Jumat, 17 April 2020

PERMAINAN TRADISIONAL ANAK-ANAK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IMTAQ INDONESIA



Gowa, 17 April 2020


Oleh: Muhammad Syarif, S.Pd, M.M
Pengawas Sekolah Kabupaten Gowa


A.     Permainan Tradisional

Indonesia terkenal akan kekayaan alam dan budayanya termasuk di dalamnya Kabupaten Gowa. Banyak sekali warisan budaya yang mengandung nilai luhur dan patut untuk dilestarikan. Salah satu warisan budaya tersebut adalah permainan tradisional. Permainan tradisional khususnya permainan anak-anak sudah banyak ditinggalkan di era sekarang ini sehubungan dengan munculnya permainan modern melalui digital.
Meski disebut permainan, namun hal itu tetap mengandung nilai positif dalam kehidupan, terutama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Keberhasilan sebuah pendidikan tidak hanya ditentukan oleh tingginya tingkat pendidikan seorang pengajar saja. Dalam proses pembelajaran, media juga akan menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi pembelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah dasar (SD), permainan tradisional bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Bukan sekedar warisan budaya bangsa saja, permainan tradisional juga mengandung banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh guru untuk mengaplikasikan progam pendidikan karakter dalam proses pembelajaran di sekolah.
Permainan tradisional merupakan permainan tradisi rakyat suatu daerah tertentu yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana yang baik untuk mengembangkan pendidikan siswa. Permainan tradisional sarat akan nilai etika moral dan budaya dalam masyarakat. Selain itu, permainan tradisional dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada siswa. Hal tersebut karena dalam permainan terdapat kegiatan yang dapat memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan juga mengembangkan imajinasi pemainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini berbagai manfaat yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan permainan tradisional sebagai media pembelajaran.

1.  Siswa Menjadi Lebih Kreatif
Permainan tradisional biasanya menuntut pemainnya untuk menyiapkan sendiri berbagai macam perlengkapan yang dibutuhkan. Pemain biasanya akan menggunakan berbagai macam benda yang ada di sekitarnya. Hal tersebut tentu akan menumbuhkan jiwa kreatif pada diri siswa untuk menciptakan maupun menyiapkan berbagai macam alat permainan.

2.  Meningkatkan Kecerdasan Intelektual Siswa
Beberapa jenis permainan tradisional seperti ular naga, gagarudaan, dan oray-orayan akan membantu siswa mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Dalam permainan tersebut, para pemain akan dituntut untuk menggali wawasan terhadap berbagai macam pengetahuan dengan menjawab berbagai jenis pertanyaan.

3.  Mengembangkan Kecerdasan Emosi Siswa
Hampir semua jenis permaianan tradisional dimainkan secara berkelompok. Dengan bekerja secara berkelompok, siswa akan terbiasa untuk mengembangkan kecerdasan emosinya. Siswa akan terbiasa untuk mengasah emosinya, sehingga muncul sikap toleransi dan empati kepada orang lain.

4.  Mengembangkan Kecerdasan Logika Siswa
Beberapa jenis permainan tradisional seperti engklek, congkak, macanan, dam-daman, dan entrengan juga berguna untuk mengembangkan kecerdasan logika para pemainnya. Permainan tradisional tersebut akan melatih siswa untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus diambil.

5.  Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Siswa
Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan gerakan tubuh dan anggota tubuhnya. Pada umumnya, permainan tradisional akan mendorong para pemainnya untuk aktif bergerak, seperti gerakan melompat, berlari, berputar, maupun gerakan-gerakan lainnya. Gerakan-gerakan itulah yang akan mengembangkan kecerdasan kinestetik siswa.
6.  Mengembangkan Kecerdasan Natural Siswa
Kebanyakan perlengkapan yang digunakan dalam permainan tradisional berasal dari alam sekitar, seperti genting, batu, ranting, dan sebagainya. Aktivitas siswa ketika mencari perlengkapan dalam permainan tradisional tersebut akan mendekatkan mereka pada alam sehingga kecerdasan natural mereka akan berkembang.

7.  Mengembangkan Kecerdasan Spasial Siswa
Kecerdasan spasial merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, memproses, dan berpikir dalam bentuk visual kemudian menerjemahkannya. Ada beberapa jenis permainan tradisional yang bisa mengembangkan kecerdasan spasial siswa, misalnya anjang-anjangan dan alek-alekan. Permainan tersebut menuntut pemainnya untuk mengenal konsep ruang dan berganti peran sehingga efektif mengembangkan kecerdasan spasial pemainnya.

8.  Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa
Dalam setiap permainan, termasuk permainan tradisional, akan ada konsep menang dan kalah. Dalam kemenangan maupun kekalahan, siswa diajarkan untuk tidak berselisih paham ataupun bersikap rendah diri. Justru siswa akan belajar satu sama lain agar bisa memiliki kemampuan yang setara.

Berikut ini disajikan beberapa  jenis permainan tradisional anak-anak kh di Kabupaten Gowa yang sering dimainkan sekitar tahun 70-an dan 80-anyang dapat dijadikan media dalam pembelajaran khususnya dalam penerapan Pembelajaran Imtaq Indonesia.



B.     Jenis Permainan Tradisional Anak Di Kabupaten Gowa

1.      ASSUBBI – SUBBI
a.      Pengertian Assubi-subbi
Permainan ini diainkan oleh anak-anak sekitar tahun 80-an ke bawah, namun sekarang di era milenial anak- anak sudah tidak mengenalnya lagi. Permainan assubbi-subbi dimainkan ketika bermain karet gelang biasanya dilakukan minimal  2 (dua) orang. Karet gelang disembunyikan dalam tumpukan tanah halus atau pasir kemudian lawan berusaha mendapatkannya sebanyak mungkin dengan cara menusukkan ujung lidi ke dalam tumpukan tanah/pasir secara bergantian sampai karet gelangnya ditemukan keseluruhan. Setelah seluruh karet gelang ditemukan, maka permainan itu diulangi kembali seperti semula.

b.      Penerapan Permainan Assubi-subbi dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
1)     Bahan dan Alat
a.      Koran/kertas bekas sebagai pengganti tanah/pasir.
b.      Lidi
c.      Karet gelang minimal 10.
d.      Gunting
e.      Kantung plastik kecil pembungkus obat
f.       Kertas
g.      Klip

2)     Cara Membuat Alat Permainan
a.  Guntinglah koran/kertas dalam ukuran sekecil mungkin dan sebanyak-banyaknya sebagai pengganti tanah/pasir.
b.      Potonglah lidi dengan panjang ± 20 cm jumlahnya sesuai kebutuhan.
c.  Tulislah perintah/pertanyaan dalam kertas kecil sesuai dengan materi pembelajaran kemudian lipatl kertas tersebut dan masukkan ke dalam kantong plastic.
d.      Selanjutnya kaitkan kantong plastik dengan karet gelang dengan diklip.

3)     Penerapan Permainan Assubbi-subbi dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
a.      Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain assubbi-subbi.
b.      Buatlah kelompok secara berpasangan.
c.      Guru menyembunyikan karet gelang dalam tumpukan kertas yang telah dibuat.
d.  Peserta didik duduk berpasangan depan tumpukan kertas satu memegang lidi (2 pasang).
e.   Setiap pasangan diberi kesempatan 1X mencari karet gelang dalam tumpukan kertas dengan memasukkan ujung lidi sampai menembus tumpukan kertas dan pasangannya memegang ujung lidi dan mengangkatnya secara bersamaan.
f.    Apabila salah satu pasangan menemukan karet gelang, maka ia membuka kantong plastik yang berisi perintah/pertanyaan kemudian membacanya/dibacakan oleh guru dan pasangan lain melaksanakan sesuai dengan perintah.
g.      Pada akhir permainan pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah, maka ia diberi pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih menyanyikan lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain.


2.      ASSONGKO-SONGKO JANGANG
a.      Pengertian Assongko-songko Jangang
Permainan ini diainkan oleh anak-anak sekitar tahun 80-an ke bawah, namun sekarang di era milenial anak- anak sudah tidak mengenalnya lagi. Permainan assongko-songko jangang biasanya dimainkan secara berpasangan. Setiap pasangan memilih tempat yang berjauhan ketika akan memulai permainan agar tidak lihat oleh lawan.
Permainan assongko-songko jangang dimainkan pada malam hari biasanya ketika terang bulan atau saat ada pesta sunatan atau perkawinan. Permainan ini hanya menggunakan sarung 1 lembar, cukup sederhana permainannya.

1)     Cara Bermainan
a.      Salah satu bagian sarung diikat yang berfungsi sebagai kurungan ayam.
b.  Salah seorang teman berjongkok yang berperan sebagai ayam, kemudian ditutupi dengan sarung yang telah diikat demikian juga dengan lawan bermain.
c.  Selanjutnya kedua tim berjalan berjongkok ke satu titik perteman dengan dipandu seorang teman yang berperan sebagai peilik ayam aduan.
d.      Setelah kedua tim berhenti di titik pertemuan kemudian lawan bertanya kepemilik ayam, misalnya: “Ayamnya dari mana?”, setelah dijawab keduanya meminta kedua teman yang berada dalam kurungan sarung diperintahkan untuk berkokok. Tujuannya adalah melalui suara kokokannya masing-asing lawan menebak nama lawannya. Apabila salah satu lawan berhasil menebak nama yang dikurung dan lawannya tidaak berhasil, maka ia adalah pemenangnya. Apabila kedua masing-masing berhasil menebak nama lawannya, maka permainan seri. Begitulah seterusnya permainan assongko-songko jangang dimainkan

2)     Penerapan Permainan Assongko-songko Jangang dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
a.      Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain assongko-songko jangang.
b.      Guru membuat 2 lingkaran sebagai tempat berhenti kedua tim yang akan bermain.
c.      Guru menuliskan materi pelajaran yang akan dipelajari pada selembar kertas, kemudian diletakkan pada kedua lingkaran tempat berhenti masing-masing tim.
d.   Guru memerintahkan salah satu tim untuk membacanya kemudian dijawab oleh tim lawan, misalnya: 5 + 17 = …. Demikian dilaksanakan secara bergantian.
e.      Apabila salah satu tim berhasil menjawab dengan benar, maka ia adalah pemenangnya.
f.       Pada akhir permainan pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah, maka ia diberi pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih menyanyikan lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain.


3..   ABALLA-BALLA
a.    Pengertian Aballa-balla
Aballa-balla merupakan jenis permainan anak yang biasanya dimainkan oleh anak perempuan dan laki-laki. Aballa-balla dalam Bahasa Indonesia berarti rumah-rumahan. Jadi, permainan aballa-balla mengandung pengertian permainan anak yang menyerupai kegiatan rumah tangga sungguhan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam permainan aballa-balla dipraktekkan kegiatan rumah tangga sehari-hari, misalnya ada yang berperan sebagai ayah, ibu, anak, dan tamu.

b.      Bahan dan Alat
1)     Peralatan masak-memasak
2)     Poster anggota keluarga
3)     Mainan miniatur hewaan dan buah-buahan
4)     Kartu-kartu huruf
5)     Kartu-kartu angka

c.      Cara Bermain
1)     Satu anak  berperan sebagai ayah pergi ke pasar berbelanjaa membeli kebutuhan 
    sehar-hari di rumah. Anak yang berperan sebagai ibu  memasak hasil belanja ayah dibantu oleh anak karena akan kedatangan tamu.
2)     Saat proses masak-memasak anak diwajibkan menyebutkan nama bahan yang dimasak serta menghitung jumlahnya secara bergiliran.
3)     Sebelum makanan masak, tamu sudah dating. Tamu harus mempraktekkan adab 
      bertamu dan tuan rumah mempraktekkan adab menerima tamu.
4)     Selaanjutnya mereka berkenalan dengan cara masing-masing berdiri memperkenalkan 
      diri
5)     Setelah seluruh makanan sudah dimasak, maka makanaan tersebut disajikan dan 
      makaan bersama dan ada yang memimpin membaca doa makan.
6)     Selanjutnya setelah makan bersama, maka segala alat yang telah dipakai dibersihkan.

d.      Penerapan Permainan Aballa-balla dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia
1)     Permainan ini cocok diterapkan di kelas 1 semester 1 pada tema 1. Diriku pada sub tema 1 Aku dan Teman Baru.
2)     Langkah-langkah pembelajarannya mengikuti langkah-langkah cara bermain di atas.
3)     Nilai karakter yang diharapkan muncul dalam permainan ini adalah: membiasakan diri 
membaca doa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, percaya diri, berani, dan bekerja sama.



C.   Penerapan Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Imtaq Indonesia

Contoh 1:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN K13
TERINTEGRASI IMTAQ INDONESIA


Sekolah                                  : SD ................................
Kelas / Semester                    : 1 / 2
Tema                                      : 5. Pengalamanku
Sub Tema                               : 1. Pengalaman Masa Kecil
Pembelajaran ke                     : 1
Alokasi waktu                         : 1 Hari
Muatan Pelajaran                    : B. Indonesia (3.8, 4.8), PPkn (3.1, 4.1), SBdP (3.2, 4.2)
Pelaksanaan                   : 11 Januari 2020

A.     Tujuan Pembelajaran
1.  Melalui permainan assubbi-subbi peserta didik dapat merinci ungkapan penyampaian terima kasih dan permintaan maaf kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosa kata bahasa daerah.
2.  Melalui permainan assubbi-subbi peserta didik mempraktikan ungkapan terima kasih dan permintaan maaf kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun kepada orang lain secara lisan dan tulis.
3.   Melalui permainan assubbi-subbi peserta didik dapat mengenal simbol sila-sila 
      Pancasila dalam lambing negara “Garuda Pancasila”.
4.   Melalui permainan assubbi-subbi peserta didik dapat menceritakan simbol-simbol sila 
      Pancasila pada Lambang Garuda sila Pancasila.
5.   Melalui permainan assubbi-subbi peserta didik dapat mengenal elemen music melalui lagu.
6.   Melalui permainan assubbi-subbi peserta didik dapat menirukan elemen music melalui lagu.

B.     Kegiatan Pembelajaran

No
Tahap/Sintak Model
Uraian Kegiatan
Nilai PPK/Literasi/4C/ HOTS
Waktu (menit)
1
Kegiatan Pendahuluan


PPK
 


 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta didik
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang Peserta didik.
3. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
- Religiustis
- Nasionalis
15’
2
Kegiatan Inti

·      Literasi
·      4C
·       HOTS
 



1.   Peserta didik menyimak 
  penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain assubbi-subbi.
2.   Buatlah kelompok secara 
    berpasangan.
3.   Guru menyembunyikan 
    karet gelang dalam 
    tumpukan kertas yang 
    telah dibuat.
4.   Peserta didik duduk 
    berpasangan depan 
 tumpukan kertas satu memegang lidi.
5. Setiap pasangan diberi kesempatan 1X mencari karet gelang dalam tumpukan kertas dengan memasukkan ujung lidi sampai menembus tumpukan kertas dan pasangannya memegang ujung lidi dan mengangkatnya secara bersamaan.
6.   Apabila salah satu 
 pasangan menemukan karet gelang, maka ia membuka kantong plastic yang berisi perintah/ pertanyaan kemudian membacanya/ dibacakan oleh guru dan pasangan lain melaksanakan sesuai dengan perintah.
7. Pada akhir permainan 
 pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah, maka ia diberi pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih menyanyikan lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain.
-   Mandiri
-   Membaca
-   Berpikir kritis
-   Kerjasama
-   Melaksanakan perintah sesuai tulisan yang diperoleh dalam kantong plastic.
110’
3
Kegiatan Penutup

PPK

 



1.    Guru memberikan 
     penguatan dan kesimpulan
2.    Menyanyikan salah satu 
     lagu daerah untuk 
   menumbuhkan nasionalisme, 
    persatuan, dan toleransi.
3.    Salam dan do’a penutup di 
     pimpin oleh salah satu 
     siswa.
-  Tanggng jawab
-  Religiustis
25’


C.     PENILAIAN

Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan
a. Merinci kalimat tergolong ucapan terima kasih dan permintaan maaf.
Penilaian Keterampilan
Mempraktekkan penyampaian ucapan terima kasih dan permintaan maaf kepada orang lain dengan bahasa yang santun.


Mengetahui
Kepala Sekolah,


…………………………..
NIP.
Gowa, …………………
Guru Kelas I,



…………………………..
NIP.





Contoh 2:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN K13
TERINTEGRASI IMTAQ INDONESIA


Sekolah                                  : SD .............................
Kelas / Semester                    : 2 / 2
Tema                                      : 1. Pengalamanku
Sub Tema                               : 1. Pengalaman Di Rumah
Pembelajaran ke                     : 1
Alokasi waktu                        : 1 Hari
Muatan Pelajaran                    : B. Indonesia (3.6, 4.6), Matematika (3.6, 4.6), SBdP (3.2, 4.2)
Pelaksanaan                   : ..................... 2020

A.     Tujuan Pembelajaran
      1.   Melalui permainan assongko-songko jangang peserta didik dapat mendengarkan teks 
          percakapan yang berhubungan dengan budaya minta maaf sebagai cermin hidup rukun        dalam kemajemukan masyarakat Indonesia dengan baik.
      2.   Melalui permainan assongko-songko peserta didik dapat mempraktikkan ungkapan 
          santun menggunakan kata “maaf” untuk hidup rukun dalam kemajemukan dengan 
          benar.
     3.   Melalui permainan assongko-songko peserta didik dapat mengenal satuan baku untuk 
          mengukur panjang dengan tepat.
     4.   Melalui permainan  assongko-songko peserta didik dapat memilih alat ukur yang sesuai 
          untuk mengukur panjang benda yang diukur dengan tepat.
     5.   Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menentukan tekanan kuat dan lemah pada pola  
          irama sederhana berbirama dua dengan benar.
     6.   Dengan mengamati gambar, siswa dapat menentukan panjang dan pendek bunyi pada 
          pola irama sederhana berbirama dua dengan tepat.
      7.    Dengan mengamati teks lagu “Bunda Piara”, siswa dapat memainkan pola irama 
           sederhana berbirama dua dengan tepat.

B.     Kegiatan Pembelajaran

No
Tahap/Sintak Model
Uraian Kegiatan
Nilai PPK/Literasi/4C/ HOTS
Waktu (menit)
1
Kegiatan Pendahuluan


PPK
 


 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta didik
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang Peserta didik.
3. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
- Religiustis
- Nasionalis
15’
2
Kegiatan Inti

·      Literasi
·      4C
·       HOTS
 




1.    Peserta didik menyimak 
 penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain assongko-songko jangang.
2.    Guru membuat 2 lingkaran 
 sebagai tempat berhenti kedua tim yang akan bermain.
3.    Guru menuliskan materi 
 pelajaran yang akan  dipelajari pada selembar kertas, kemudian diletakkan pada kedua lingkaran tempat berhenti masing-masing tim.
4.    Guru memerintahkan salah satu tim untuk membacanya kemudian dijawab oleh tim lawan. Demikian dilaksanakan secara bergantian. Misalnya:
Jam dinding di rumah Beni mati.
Ibu minta tolong Beni mengganti baterainya.
Jam dinding terjatuh, saat dijangkau.
Beni minta maaf kepada ibunya.
Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan pernyataan di atas!
Mengapa Beni meminta maaf kepada ibunya?
Mintalah lawan mainmu untuk menjawabnya!
5.    Apabila salah satu tim 
   berhasil menjawab dengan benar, maka ia adalah pemenangnya.
6.    Pada akhir permainan 
 pasangan yang berhasil melaksanakan tugasnya sesuai perintah, maka ia diberi pujian sementara yang tidak berhasil diberi denda dengan melatih menyanyikan lagu,” IKATTE PASIKOLAYA”, atau lagu anak yang lain.
-   Mandiri
-   Membaca
-   Berpikir kritis
-   Kerjasama
-   Melaksanakan perintah sesuai tulisan yang diperoleh dalam kantong plastic.
110’
3
Kegiatan Penutup

PPK

 



1.    Guru memberikan 
     penguatan dan kesimpulan
2.    Menyanyikan salah satu 
     lagu daerah untuk 
     menumbuhkan
     nasionalisme, 
     persatuan, dan toleransi.
3.    Salam dan do’a penutup di 
     pimpin oleh salah satu 
     siswa.
-  Tanggng jawab
-  Religiustis
25’


C.     PENILAIAN

Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan
a. Merinci kalimat tergolong ucapan permintaan maaf.
Penilaian Keterampilan
Mempraktekkan penyampaian ucapan permintaan maaf kepada orang lain dengan bahasa yang santun.


Mengetahui
Kepala Sekolah,


…………………………..
NIP.
Gowa, …………………
Guru Kelas 2,



…………………………..
NIP.






Contoh 3:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN K13
TERINTEGRASI IMTAQ INDONESIA


Sekolah                                   : SD ..................................
Kelas / Semester                     : 1 / 1
Tema                                       : 1. Diriku
Sub Tema                                : 1. Aku dan Teman Baru
Pembelajaran ke                     : 1
Alokasi waktu                          : 1 Hari
Muatan Pelajaran                    : B. Indonesia (3.9, 4.9), PPKn (3.2, 4.2), SBdP (3.2, 4.2)
Pelaksanaan                           : .......................... 2020

A.    Tujuan Pembelajaran
1.    Melalui permainan aballa-balla, peserta didik dapat memperkenalkan nama di sekolah dan nama panggilannya sehari-hari.
2.    Melalui perkenalan diri, peserta didik dapat mendengar perbedaan warna suara teman.
3.    Dengan berbagi cerita, siswa dapat memberikan informasi dan memeragakan tentang aturan di rumah dengan membaca doa sebelum makan serta memberi salam pada orang tua saat ke luar rumah.

B.    Kegiatan Pembelajaran

No
Tahap/Sintak Model
Uraian Kegiatan
Nilai PPK/Literasi/4C/ HOTS
Waktu (menit)
1
Kegiatan Pendahuluan


PPK
 


1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Peserta didik
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang Peserta didik.
3. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
- Religiustis
- Nasionalis
15’
2
Kegiatan Inti

·      Literasi
·      4C
·       HOTS
 




1.    Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran dan cara bermain aballa-balla,
2.    Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 3 orang sebagai tuan rumah dan satu kelompok minimal 3 orang bertindak sebagai tamu,
3.   Satu anak  berperan sebagai ayah pergi ke pasar berbelanjaa membeli kebutuhan sehar-hari di rumah. Anak yang berperan sebagai ibu  memasak hasil belanja ayah dibantu oleh anak karena akan kedatangan tamu.
4.   Saat proses masak-memasak anak diwajibkan menyebutkan nama bahan yang dimasak serta menghitung jumlahnya secara bergiliran.
5.   Sebelum makanan masak, tamu sudah dating. Tamu harus mempraktekkan adab bertamu dan tuan rumah mempraktekkan adab menerima tamu.
6.   Selaanjutnya mereka berkenalan dengan cara masing-masing berdiri memperkenalkan diri
7.   Setelah seluruh makanan sudah dimasak, maka makanaan tersebut disajikan dan makaan bersama dan ada yang memimpin membaca doa makan.
8.   Selanjutnya setelah makan bersama, maka segala alat yang telah dipakai dibersihkan.
-   Religiustis
-   Mandiri
-   Gotong-royong
110’
3
Kegiatan Penutup

PPK

 



1.    Guru memberikan 
     penguatan dan kesimpulan
2.    Menyanyikan salah satu 
     lagu daerah untuk 
     menumbuhkan 
     nasionalisme, persatuan, 
     dan toleransi.
3.    Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
-  Tanggng jawab
-  Religiustis
25’


C.        PENILAIAN

Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung
Penilaian Pengetahuan
a. Merinci kalimat tergolong ucapan permintaan maaf.
Penilaian Keterampilan
Mempraktekkan penyampaian ucapan permintaan maaf kepada orang lain dengan bahasa yang santun.



Mengetahui
Kepala Sekolah,


…………………………..
NIP.
Gowa, …………………
Guru Kelas I,



…………………………..
NIP.



Download Materi












Video RPP A'Subbi-Subbi